Minggu, 06 Februari 2011

PACITAN KOTA WISATA 1001 GOA

Selamat datang di Pacitan kota 1001 goa
Kabupaten Pacitan terletak di ujung Barat Daya Provinsi Jawa Timur, Wilayah bagian Utara berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo, Di Timur Kabupaten trenggalek, Di Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, dan di Barat berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri (Jateng).
Kota yang terbagi menjadi 12 kecamatan ini memiliki pesona wisata yg sangat menakjubkan, Tak banyak orang tau memang mengenai keindahan wisata kabupaten Pacitan ini. Wisata Alam seperti Pantai dan Goa merupakan wisata yang terkenal di kabupaten Pacitan. Kota yg juga dijuluki Kota 1001 Goa ini benar-benar memiliki keindahan dalam hal wisata alam pantai.
Sayang, obyek wisata yang mempesona ini belum bisa menjadi tujuan wisata yang digemari khususnya jawa timur. Padahal jika dibandingkan daerah lain, wisata alam pantai di Pacitan jauh lebih indah dan mempunyai fasilitas yang lengkap dan pantainya sangat alami dengan pasir putihnya serta panorama keindahan batu yang nampak seperti mengapung di lautan. Selain itu, kabupaten Pacitan juga menawarkan keindahan Goa nya, seperti Goa Gong, Goa gong merupakan goa terbesar di Asia. Goa ini sangat mengagumkan dengan batu-batu yang terbentuk alami oleh tetesan air, membuat mata yang melihat seakan tak percaya menyaksikan keindahan maha karya Tuhan yang maha Esa.
Pantas jika Pacitan di Jawa Timur mendapat sebutan sebagai “Kota Seribu Goa”. Di berbagai wilayah banyak ditemukan goa-goa yang sangat mudah dikunjungi. Keberadaan goa menjadi obyek wisata paling terkenal di Pacitan. Dua goa yang terkenal, diantaranya Goa Gong dan Goa Tabuhan.


1. Sejarah Goa Tabuhan
Menurut ceritera masyarakat sekitar, Goa Tabuhan yang ditemukan oleh Kyai Santiko yang kehilangan lembu tetapi tidak segan lembu yang telah datang ke goa. Lembu itu tidak ingin keluar dari goa, karena menyimpan banyak air dari pada akar itu. Setelah belukar telah dibersihkan, goa perawatan diambil oleh Raden Bagus Joko Lelono dan puteri Raden Ayu Mardilah.
Oleh karena keaslian bebatuan di dalam gua. Raden Bagus Joko Lelono dan Putri Raden Ayu Mardilah, masih keturunan Kyai Santiko, membersihkan gua dari semak belukar. Belakangan keturunan Raden Bagus Joko yang memiliki darah seni menyebutnya sebagai Gua Tabuhan karena bebatuan menjulur dari langit-langit ataupun yang menjulang (stalagmit dan stalaktit), dapat dijadikan alat musik (gamelan).

Kemudian dipopulerkan oleh Kertodirodjo, wedana Punung tahun 1936 diberi nama Goa Tabuhan, karena batu-batuan di dalamnya jika ditabuh menimbulkan ritme laras seperti gamelan Jawa. Mungkin karena banyak cerita yang mengaitkan Goa Tabuhan dengan perjuangan bangsa, maka goa tersebut banyak dijadikan kunjungan objek wisata kalangan militer.
Sentot Prawirodirjo salah satu pengikut setia Pangeraan diponegoro pernah bersembunyi dan bertapa di tempat tersebut, juga Pangeran Sambernyawa. Goa Tabuhan konon dikenal dengan nama Tapan. Menurut penduduk setempat, Sebelum bernama Gua Tabuhan, gua ini bernama Tapan yang berarti tempat bertapa. Saat ditemukan, ternyata Jembunya berada dalam gua dan tidak mau keluar lagi karena di dalam gua banyak ditemukan sumber air dan makanan. Belakangan keturunan Raden Bagus Joko yang memiliki darah seni menyebutnya sebagai Gua Tabuhan karena bebatuan menjulur dari langit-langit ataupun yang menjulang (stalagmit dan stalaktit), dapat dijadikan alat musik (gamelan).

2. Lokasi Goa Tabuhan
Lokasinya berada di Dukuh Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan Punung, atau sekitar 35 kilometer arah barat Kota Pacitan. Daerah itu dikenal dengan kawasan perbukitan gamping Pegunungan Seribu di selatan Pulau Jawa, goa-goa yang berada di gugusan Pegunungan Seribu.
Gua Tabuhan terletak di pantai barat daya Jawa Timur. Gua ini disebut Tabuhan karena bebatuan yg ada di gua ini bisa digunakan untuk bermain musik khas jawa dan juga kerap mengeluarkan suara khas gamelan jawa. Gua ini sangat spektakuler , dengan varilored stalagmites ke atas mencapai setinggi 50 meter menuju liontin stalagtites dibentuk oleh tetesan air dari atap. Hal ini disebut sebagai gua Tabuhan karena jika lapped akan menghasilkan suara seperti irama musik Jawa (gamelan).Gua ini terletak di desa Wareng, Punung – Pacitan.
Goa ini tidak sebesar goa Gong, hanya memiliki 2 ruangan besar
Keunikan nya adalah beberapa stalagnit nya kalau di pukul mirip suara gendang."Tempat itu mulai ramai dikunjungi orang sejak 1998. Dulunya setiap minggu dipakai sebagai tradisi,” kata Wisanggeni. Penduduk bisa mendapatkan nafkah dengan cara mengadakan pertunjukan bunyi-bunyian dari stalagmit alam yang dipadu dengan suara tembang.
Goa Tabuhan yang letaknya tidak jauh dari Goa Gong, dan masih di Kecamatan Punung. Di goa ini terdapat keunikan yang tiak ditemui di goa lainnya. Terdapat stalaktit yang mengeluarkan suara merdu saat dipukul.Keindahan suara stalaktit di goa itu dimanfaatkan penduduk setempat sebagai atraksi untuk pengunjung. Jika ingin mendengar pemusik setempat memainkan musik dari stalaktit, pengunjung membayar sekitar Rp 40.000 untuk lima lagu.
Goa Tabuhan yang berlokasi di bukit kapur Tapan misalnya, memiliki langit-langit penuh akar batu yang bergelantungan. Oleh para ahli goa, proses pembentukan stalagtit dan stalagmit ini diyakini sudah berlangsung beratus tahun lalu, karena adanya reaksi kimia antara hujan dan mineral kapur. Dengan panjang rata-rata hingga tujuh meter dan diameter hingga satu meter. stalagtit dan stalagmit di goa yang termasuk wilayah Dukuh Tabuhan, Wareng, Kecamatan Punung, sekitar 24 kilometer arah barat kota Desa Pacitan ini tampak menyerupai pilar-pilar raksasa yang sangat menakjubkan. Untuk sampai ke kawasan perbukitan gamping Pegunungan Seribu dari Kota Kabupaten Pacitan tidaklah sulit Selain banyak kendaraan umum.
Sesampainya di lokasi objek wisata, selain akan disambut pedagang suvenir, wisatawan juga akan disambut penjual jasa lampu senter dan panduan masuk gua. Bila berniat menggunakan pemandu agar mengetahui sejarah dan latar belakang Gua Tabuhan, wisatawan tinggal memberi tips. Sementara bila hanya membutuhkan senter, wisatawan tinggal merogoh kocek Rp 2.000.
Sebelum masuk, kita terlebih dahulu harus menaiki anak tangga landai sejauh 10 meter, di hadapan kita terpampang mulut gua dengan tinggi 3 meter dan lebar 10 meter dengan "taring-taring" putih aneka ukuran Seperti mulut yang siap terkatup.

Taring-taring itulah pemandangan utama Gua Tabuhan, taring yang tak Iain adalah juluran-juluran stalag-mit dengan panjang mencapai 7 meter dan diameter pangkalnya 01 meter. Kalau diamati satu per satu, bisa ditemui macam-macam rupa di tiap ujung akar stalagmit Ada yang bentuknya mirip wayang, ada yang mirip sepasang kaki sedang berayun, ada juga yang seperti kepala ular. Berkunjung ke Gua Tabuhan selain menikmati fenomena alam berupa bebatuan, sekaligus menikmati simfoni gamelan yang tercipta dari bebatuan.
Masuk lebih dalam, maka akan banyak melihat berbagai macam bentukan bebatuan stalagmit dan stalaktit yang dibentuk oleh proses alam. Lebih ke dalam lagi akan bertemu dengan kelompok Mudi Laras Seloargo. Merekalah turunan Raden Bagus Joko Lelono yang hingga kini sebagai penerus memainkan gamelan dari batu Gua Tabuhan. secara rutin menjadi penghibur wisatawan yang berkunjung ke Gua Tabuhan. Ujung-ujung stalagmit maupun stalaktit ada yang berfungsi sebagai kenong, cente penerus, kempul, dan gong. Masing-masing dipukul oleh satu orang laki-laki. "Memang tidak semua bebatuan bernada, karenanya digunakan yang memiliki suara mendekati nada. Jika letak ujung stalagmitnva rendah, pemainnya cukup duduk di bangku, tapi jika stalagmitnva tinggi, pemainnya berdiri di atas bangku.
Lokasi bebatuan rang ditabuh menempel di dinding gua. Untuk membuat nyaman wisatawan, pihak pengelola membuatkan kursi dari tembok semen. "Hanya dengan membayar Rp 70.000, selama 15 menit pengunjung bisa duduk sambil menikmati lima langgani Jawa dari permainan gamelan unik yang hanya dijumpai di Goa Tabuhan
Selain menikmati bebatuan serta musik gamelan batu, wisatawan juga dapat menikmati seluk beluk gua hingga ke rongga paling dalam. Panjang Gua Tabuhan mencapai lebih dari 300 meter dengan bagian terdalam adalah rongga tempat semedi. Letaknya agak tinggi, yakni setinggi pinggang orang dewasa. Ruangannya sempit, hanya muat satu orang, dan tidak memungkinkan untuk berdiri. Berkunjung ke Gua Tabuhan selain menikmati keindahan alam berupa bebatuan, sekaligus menikmati simponii gamelan yang berasal dari bebatuan.
Jika ingin mencari souvenir gak sah bingung di sekitar tempat ini, ramai para penjual. Meski menurut mereka, goa ini hanya ramai pada saat hari libur saja. Sejumlah cinderamata yang bisa didapat di sekitar lokasi wisata, antara lain batu akik, meja batu marmer, jam dinding dari batu, patung kuda batu dan banyak perhiasan rumah tangga terbuat dari batu.



Foto Goa Tabuhan